Jumat, 31 Juli 2009

Bila Dalang Dari Peristiwa Bom Di Hotel JW Mariot Dan Ritz Carlton Tertangkap, Apa Hukuman Yang Setimpal Bagi Mereka?.. (FD11)


Bila dalang dari peristiwa bom di hotel JW Mariot dan Ritz Carlton tertangkap, apa hukuman yang setimpal bagi mereka...

Di kirim oleh Munsyi Abdah menulispada 19 Juli 2009 jam 9:25
Sok temen2 semua, menurut anda, apa hukuman yang paling pantas untuk pelaku peristiwa bom di kawasan mega kuningan jaksel yang lalu..
================================================


KOMENTAR.

==========

Octa Rezana Putri menulispada 19 Juli 2009 jam 12:06
Hukuman buat pelaku bom....tiap hari suruh nonton video dan gambar-gambar korban nya, yg kondisinya sgt mengenaskan ...kebangetan banget kalo mereka gak merasa ersalah, berarti jiwanya emang bukan manusia lagi tapi lebih kejam drpd binatang
semoga Allah membuka mata hati mereka.
--------------------------------------------

Fadlun Callysta Cmille El-Hasni menulispada 19 Juli 2009 jam 12:15
jika terrtangkap hukumannya dibom juga
------------------------------------------

Mafath Fatih menulispada 19 Juli 2009 jam 12:18
ya tentunya dengan hukum yg setimpal dengan apa yg mereka perbuat sesuai keputusan hukum yg berlaku di negara kita dg syarat harus adil dan adil selaras dengan komentar Allah swt dlm al-qur'an yg terkait dlm penegakan hukum :
وان حكمت فاحكم بينهم بالقسط ان الله يحب المقسطين
(Jika mau menghukumi, maka berilah hukum kepada mereka dg seadil-adilnya, karena sesungguhnya Allah sangat suka terhadap org2 yg berbuat adil).
-----------------------------------------------------------------

Muhammad Kalam Azzad menulispada 19 Juli 2009 jam 12:18
hukuman ny harus Disiksa,, Cincang2 kalo perlu..sdh ngebuat Citra Indonesia jelek
----------------------------------------------------------------------------------

Miemie Chichane menulispada 19 Juli 2009 jam 12:42
hukuman Mati,,,nyawa dbayar nyawa. klo untuk penyiksaan mah itu urusan ALLAH
-----------------------------------------------------------------------------------

Iva Fauziah menulispada 19 Juli 2009 jam 12:44
hukuman mati memang pantas,,,karena mereka sudah berlaku sangat keji,, balasan untuk nyawa adalah nyawa,,,,na'udzubillahimindzalik,,,
-------------------------------------------------

Alex Leo Zulhendri menulispada 19 Juli 2009 jam 13:29
dampak dr bom yg terjadi sangatlah luas bukan hanya dirasakan sikorban tetapi jg berdampak buruk bagi pelaku bisnis dan hilangnya kepercayaan negara lain
terhadap stabilitas negri tercinta ini,
jadi menurut saya hanya hukuman mati yg pantas mereka terima...
bagi aparat yg berwenang tunjukan taringmu kepada ibu pertiwi..
MERDEKA!!!!!!!!!!!
-------------------------

Nanda Munirah menulispada 19 Juli 2009 jam 13:44
Bagi kita ummat islam hal ini tentunya terjadi qishash (nyawa ditebus nyawa, mata ditebus mata, kaki ditebus kaki, tangan ditebus tangan dsb "yg terkait dg qishash"), namun kl kita memandang bangsa kita, yaitu bangsa yg berasaskan PANCASILA (dlm arti bkn mutlak Asas Islam), ya tentunya hukum diserahkan kepada yg berhak untuk menghum dlm hal ini tentunya Hakim, karena faktor itulah kita berdoa saja kepada dewan2 kita khususnya yg ada di bagian penghakiman supaya untuk memberikan hukum yg seadil2nya.
---------------------------------------------------------------------

Suci Sri Yundari menulispada 19 Juli 2009 jam 14:17
@ for all my friend :
pernah tidak kalian berfikir ini adalah sebuah "KONSPIRASI" yang dibuat oleh orang2 yahudi?
tahu tidak teman2 "efeknya" apa yang terjadi?
dan apa yang terjadi yang sebenarnya yang terjadi dan apa yang akan terjadi?
1. Pemerintah Australia mengeluarkan Travel Warning awal minggu ini bahwa warga Australia harus berfikir ulang untuk bepergian ke Indonesia, termasuk Bali, dikarenakan ancaman yang sangat tinggi dari serangan teroris.
"Kami terus mendapatkan informasi yang dapat dipercaya bahwa teroris sedang merencanakan serangan di Indonesia dan Bali tetap menjadi target yang menarik bagi teroris" Dikatakan oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia.
"Bila Anda bepergian ke Indonesia, maka Anda harus berpergian dengan ekstra hati-hati".
"Serangan terorisme yang lalu mengarah kepada orang Barat di Bali dan Jakarta mengindikasikan area-area ini adalah target prioritas. Anda harus mengambil perhatian serius untuk menghindari tempat-tempat yang dikenal sebagai tempat target teroris.
jadi kesimpulan nya apa? Dalam setiap kejadian “terrorism attack” di Indonesia, setidaknya kita dapat melihat kesamaan dalam peristiwa ini, yaitu bahwa pada setiap kejadian terorisme sudah diprediksi oleh Australia yang sudah umum diketahui selaku “american watchdog on southeast asia”, ada laporan-laporan peringatan dan pasti ada travel warning sebelumnya. Artinya, ada isu baru yang ingin dimunculkan oleh AS via watchdognya ini dan menjadi pintu masuk bagi AS untuk menjalankan kepentingan barunya di Asia Tenggara. jadi teman2..
ini bukan sebuah kebetulan "AUSTRALIA" sudah mengetahui terlebih dahulu.. berarti? apa yang terjadi? kog australia lebih tahu???
berarti?
jadi sebenarnya... ini adalah bagian dari konspirasi mereka untuk mengaitkan isu "TERORISME" dengan "ISLAM" dan mereka ingin menjelekkan ISLAM.. kenapa mereka mereka mengorbankan "warga negara" mereka sendiri? karena mereka ingin menyudutkan "ISLAM" jadi harus benar2 nyata kelihatan "orang asing yang terbunuh" . teman.. ketika sudara kita yang MUSLIM di CINA di tindas, dianiaya.. mana berita nya? gempar tidak? udah 200 nyawa hilang dibunuh.. tetapi apa reaksi DUNIA?? apa yang dilakukan PEMERINTAH MUSLIM? mana TERIAKANNYA? tidak ada.. kasus "BOM" saja sudah di kaitkan dengan "TERORISME".. padahal dalang dan otaknya itu SIAPA????.. Hillary clinton aja sudah cepat BEREAKSI.. keren ya??? waktu palestina dibantai, mana kutuk2an pemerintah muslim dan AS? mana???????????
secepat inikah reaksi nya???
:-)... marilah kita bersama-sama memikirkan apa yang terjadi sebenarnya dan tujuan2 tersebut dan DALANG INI SEMUA... jangan terjebak kita sama "pelaku" di "bom bali".. tetapi kenyataannya tidak seperti di media2... ,,
-------------------------------------------

Buku Pengemis menulispada 19 Juli 2009 jam 14:52
Gimana toh Pelakunya kan udah mati menurut kabar Mati Bunuh Diri bersama Bomhehehheeh .... apanya yang mau di hukum di dunia... kecuali otak serangannya …..

DAN JANGANLAH KAMU MEMBUNUH DIRI SESEORANG MANUSIA YANG DIHARAMKAN OLEH ALLAH MEMBUNUHNYA,KECUALI DENGAN ALASAN YANG BENAR DAN SESIAPA YANG DI BUNUH SECARA ZALIM, MAKA SESUNGGUHNYA KAMI TELAH MENJADIKAN WARISANYA BERKUASA MENUNTUT BALAS.
DALAM PADA ITU , JANGANLAH MELAMPAU BATAS DALAM MENUNTUT BALAS BUNUH ITU, KARENA SESUNGGUHNYA DIA ADALAH MENDAPAT SEPENUH PENUHNYA PERTOLONGAN (menurut hukum Syarak).
Al-Quran > Surah Al-Israa'> Ayat 33

oh iya inget gak ketika Amrozi Meninggal dalam keadaan tersenyummm... apa arti semua ini ..?
jadi Inget lagu nya Jacko, heal the world ( sembuhkan dunia ini )
-----------------------------------------------------------------

Dianah Suffy menulispada 19 Juli 2009 jam 15:14
Untuk urusan dunia, menurut q sepenuhnya terserah pemerintahan kita yg sedang berkuasa.
Untuk urusan akhirat, musti sepenuhnya urusan Sang Penegak Hukuk Yang Maha Adil (Allah swt)
----------------------

Rifqil 'Asyiq menulispada 19 Juli 2009 jam 17:20
saya yaQin niat mereka sepenuhnya baik, masalahnya perlu pelurusan persepsi tentang pemahaman makna jihad untuk mereka.
hukuman yang pantas bagi mereka suru terjun bebas dari lantai puncak JW MARRIOT n RITZ CARLTON, dibawah gedung kasih bambu runcing sampingnya lagi kasih garangan api biar abis loncat bisa langsung di sate,..
apapun alasannya mereka tetap salah.
----------------------------------------

Ikhsan Samba menulispada 19 Juli 2009 jam 17:28
kebenaran pelaku yang harus pemerintah utamakan jangan salah bertindak takuna malah memberikan hukuman bagi orang yang tidak bersalah. hukumna tuk para pelakunya yan sesuai dengan perbuatannya dan tidak lepas dari peraturan yang sudah di tuliskan dalam hukum islam bila membunuh hukumnya apa...?kebeneran yang sebenarnya haya ALLAH yang maha mengetahui
---------------------------

Ima Alatas menulispada 19 Juli 2009 jam 18:00
hukumsn mati!
karena banyak nyawa yang melayang karenanya juga indonesia menjadi tercemar namanya di mata negara lain.. juga banyak kerugian-kerugian lain yang hanya menguntungkan sepihak saja.
-----------------------------------------------------------------------------

Dhezz Noe menulispada 19 Juli 2009 jam 18:33
hukuman mati sangatlah pantas...
hutang nyawa, harus dibayar dengan nyawa.....

tapi semuanya kita serahkan kepada penegak hukum....
---------------------------------------------------

Eka Syah (Japan) menulispada 19 Juli 2009 jam 19:26
pendapat saya sich hukuman mati,,karna selain mengorbankan banyak nyawa si pelaku juga telah membuat negara kita di pandang buruk,.oleh negara laen.. gw di jepang saat ini ,,org perusahan di mana saya bekerja banyak yg menanyakan itu bingung deh mau jawabnya..moga22 aja ini kagak terulang lagi ..aminnn
------------------------------------------------------

Hikmat Mulyana menulispada 19 Juli 2009 jam 19:49
sungguh amat sangat terkutuk orang yang benar benar seperti iblis yang tega membunuh saudara ya sendiri yang tak berdosa
--------------------------------------

Mayamanis Banget menulispada 19 Juli 2009 jam 20:33
hukum mati z
biz tu mayantna di hancurkan layakn korban bom...

w doain smoga cpt ketauan pelakunya,amiiiiiiin
-------------------------------------------------

Manusia Pilihan menulispada 19 Juli 2009 jam 21:09
yah sesuai jawaban antum2 aj deh..............

ana ikut2 aj...
------------------------------------------

Safin Halid menulispada 20 Juli 2009 jam 0:28
الحرّ بالحرّ والعبد بالعبد والانثى بالانثى
Mungkin itu sbg analogi hukuman bgi mereka
tp q tdk tau pasti, hy Allah yg maha bijak dlm segala hal (hukum)
------------------------------------------------------------------

Ubay Baequni menulispada 20 Juli 2009 jam 2:01
kita prihatin dengan berulangnya kebiasaan buruk kelompok "teroris"; selalu dgn Bom bunuh diri, memakan byk korban--yg dianggap bersalah maupun tdk--, dan selalu merugikan citra bangsa. apa yang terjadi kemarin di Ritz Carlton dan JW Marriot, saya kira semua orang akan secara spontan meledak pula kemarahan, kesedihan serta keprihatinannya. Terlepas si korban itu berbeda keyakinannya dgn kita [Muslim] atau berbeda bangsa atau bahkan berbeda warna kulit dan mata. yg pasti kita semua mengecam tindak kekerasan trsbt.

Ledakan BOM di ke-dua Hotel bertaraf internasional yg juga secara kebetulan berada di zona Ibu Kota kita itu, tidak saja menciderai pemerintah Indonesia, akan tetapi melukai banyak orang: Masyarakat Indonesia. sampai-sampai, Club sepak bola kelas dunia Manchester United yg sedianya bertandang dan bertanding di gelora Bung Karno urung datang. sangat beralasan: ketakutan dan antisipasi mnjd target sasaran [walaupun jauh dari kemungkinan, wallahu a'lam]. pihak panitia penyelenggara pun tak berdaya: kerugian dan kesempatan "mengasah" pemain2 kita sekaligus "hiburan" utk mengendurkan saraf kita setelah "bersitegang" 8 Juli lalu pun kandas sekejap mata. alhasil, kejadian itu meluluh-lantakkan semua harapan kita.

semula saya ingin bersikap biasa-biasa saja atas ledakan BOM di Jakarta. krn sy berpikir lain [waktu itu], :jangan-jangan ini utk mengalihkan perhatian kita saja terhadap beragam masalah. akan tetapi, sy tdk bisa menyembunyikan rasa prihatin dan simpati saya terhadap para korban, luapan kemarahan saya pun tdk terbendung pada pelakunya. Kekejian dan kebodohan apalagi yg hendak diperlihatkan? atas dalil apa menghilangkan nyawa manusia dengan seenaknya? na'udzubillahi min dzalik.

melihat sikap teman-teman atas kejadian itu di forum SBB ini , saya pun turut ma'mum. Berharap pelaku itu ditangkap dan dihukum mati, kalau pun tidak dihukum mati..ya minimal dihukum setimpal [diledakkan lagi kepalanya :)..].

Yg lebih memprihatinkan saya adalah sikap para elit kita: yg kemarin mencoba mengadu nasib menjadi Capres dan Cawapres dan akhirnya dinyatakan kalah [utk sementara: berdasarkan hasil Quick Count], saling debat kusir bahkan cenderung saling tuding: tdk mau disudutkan (diantara alasan: pidato SBY berkaitan dgn alternatif dibalik motif pengeboman).

Meskipun blm tentu benar apa yg diasumsikan atau apa yg diungkapkan SBY ataupun sebaliknya, atau apologi para Capres dan Cawapres itu dianggap benar, seharusnya mereka mesti bersikap mengedepankan persatuan dan kesatuan NKRI. Bukan malah bersekutu utk "memanaskan" kembali suhu politik negeri ini dan "mengeroyok" lawan politiknya dan lain sebagainya. Rakyat butuh ketenangan dan Jaminan keamanan, masa depan yg pasti dan nasib menggapai kesejahteraan serta cita-citanya.

Justru su'udzon saya lebih specifik lagi setelah "melihat" gelagat mereka di media massa. Jangan-jangan ini pertarungan para Jendral, elit Militer, penguasa dan kepentingan kelompok saja. Lagi-lagi, masyarakat sipil [baca: rakyat sipil] yg menjadi korban dan bulan-bulanan. Seolah-olah rakyat tdk perlu tahu urusan "bisnis" mereka dibalik layar "pensiunnya".

Yg membuat saya terus bertanya: kemana Cawapres Wiranto? Kabarnya? mustahil dia tdk tahu kejadian BOM di Jakarta itu. Atau paling tidak, bila tdk mengetahui saat itu juga, ada yg memberitahu kemudian. Pasca Pilpres ko' tdk ada batang hidungnya? seolah-olah berada di ujung dunia sehingga tdk tahu kabar apapun-darimanapun [kalau begitu, mungkin hasil Quick Count juga Wiranto gak ngerti..] apakah krn kalah kemudian kecewa? sebegitukah "sakit" yg dirasakan Wiranto? ah...mudah2an kecurigaan saya tdk terbukti dan tdk sedramatis itu.

Tapi masih ada yang mengganjal di otak saya oleh isyarat Gus Dur beberapa waktu lalu [tanggal, waktu dan tahunnya saya lupa] ..."Wiranto itu pasukan Naga Hijau, perlu diwaspadai". karena isyarat GD itulah kenapa saya tanyakan kabar Wiranto di atas kaitannya dgn meledaknya Bom di Ibu Kota tercinta..

Gus Dur pun kita tahu, blm menyatakan sikapnya secara resmi atas kejadian Bom Jum'at lalu di media. Dan kita pun tahu dan memaklumi, Gus Dur saat ini sedang tergeletak sakit parah. mudah2an beliau cepat sembuh, amiin..

Ada ragam motif dibalik kejadian itu, indikasi yg pasti: hny Allah yg tahu. Dan, apapun yg saya utarakan --motif dibalik pengeboman-- di atas adalah tdk lebih sekedar unek-unek saya selama ini, pastinya juga memberikan penilaian yg berbeda dgn yg lain. Dan saya pun masih berusaha "membaca", menelaah dan mengambil hikmah atas peristiwa trsebut. mudah2an kita tdk terjebak dalam kelompok orang2 yg merugi. salam...
------------------------------------------------------

Mochamad Taufan menulispada 20 Juli 2009 jam 8:36
si pelaku Dihukum seberat2nya!!!!&juga moga2 teroris2 yang lain insaf...amin.
banyak orang yang tak berdosa meninggal gara2 bom itu!!
gara2 tragedi BOM itu tim faforit saya gagal main ke Indonesia!!!hiks....sangat disayangkan sekali....%$#@$!!^^
------------------------

Muza Roah menulispada 20 Juli 2009 jam 14:39
Kita harus benar-benar tahu pasti siapa di balik peristiwa ini.. Jangan terburu-buru menyalahkan pihak-pihak tertentu....
Kita tidak tahu apakah "pelaku" pemboman ini adalah "benar" orang muslim atau bukan, bisa saja mereka mengadu domba kita umat islam dengan serangkaian peristiwa ini..
Biarlah Allah yang mengadili para pelaku pemboman itu, karena hanya Allah, Tuhan Yang Maha Adil.
Kita berdo'a saja semoga umat islam akan baik-baik saja, dan tentunya negeri ini...
aamiin...
------------------------

Eko Yulianto Echo menulispada 20 Juli 2009 jam 14:54
qt hrs mendngrkn alasan mereka mengebom dulu..
lalu biarkn pengdlan yg menentukan..
klo bg c hkumn mati..
-------------------------------

Dny Anggry menulispada 20 Juli 2009 jam 15:13
Allahu a'lam ..
Manusia tidak berhak membalas hal apapun..
hanya kuasa-Nya lah yang akan memutuskan .. dan itu adalah hal yg terbaik dr yang baik2..
dan biar sj hukum Indonesia yg akan memutuskan sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945..
Semoga kita lebih memahami akan kejadian tersebut dan lebih menambah keimanan kita semua kepada Allah SWT.. amin..
Don't be Affraid... and I'm not scared about that...
Wass...
--------------------------

Dinar Aryani menulispada 21 Juli 2009 jam 18:07
ALLAH MAHA TAHU... kenapa musti saling menuduh, siapapun dalanganya ALLAH lah yang maha adil. Yahudi adalah umat yang paling puntar. dengan beragam cara mereka bisa melakukan apa saja. semog kita tidak turut masuk ke dalam korban dari rencana mereka. yang mereka inginkan adalah memecah belah umat islam. tetap teguhlah bersaudara, tidakada satu orang muslim pun yang tega membunuh saudaranya sendiri. ALLAH MAHA TAHU. ALLAH MAHA ADIL!!! insya ALLAH qt semua mendapat balasan yang setimpal dengan apa yang qt kerjakan.
--------------------------

Rachmat Didoe Beckham membalas kiriman Sucipada 21 Juli 2009 jam 23:07
aku sependapat dengan suci...
bagaimana informan australia mendapatkan berita kalau d Indonesia akan ada bom 24 jam sebelum kejadian...pemikiran logika yg rasional betapa bodohnya teroris itu jika aksix diketahui duluan oleh intelejen australia katanya.......
ingatlah bangsa kafir tak akan senang bila muslim berjaya dan makmur....
ketika warga muslim di bantai mana reaksi para negara muslim...
mereka seakan takut akan kedigdayaan amerika yg sebenarnya teroris yg berkedok polisi dunia....
------------------------

Citi Mayaci menulispada 22 Juli 2009 jam 9:41
ad 2 hukuman... bagi si teror bom...
yg pertama, hukuman dari ALLAH SWT ataz perbuatan'nya di akhirat nanti.
yg ke dua mati seumur hidup di dalam penjara... klo perlu di bob aza lagi.
--------------------------------------------------------------------------

Syafiq Amadi menulispada 22 Juli 2009 jam 22:09
kl q diserahkan z dah ma yg berhak
Tampilkan 31 - 31 dari 31 kiriman dari 31 orang.
-------------------------------------------------

Ayatullah Albiruni menulispada 24 Juli 2009 jam 1:33
bingung mau kasih komentar apa, dah terlalu banyak yg kasih komentar nih.
bagi saya mah yg penting adil, diberi hukuman yg seadil-adilnya, tiada kata yg pantas selain kata adil. adil adalah suatu hal yg baik dan bagus dan termasuk perbuatan baik dan bagus pula.
itu aja dah. salam semangat selalu kepada rekan-rekan SBB cemua....
dr Ayat.
=================================================

Catatan SBB.

ويفسدون في الارض
"Dan mereka-mereka yg membuat kerusakan dimuka bumi"
----------------------------------------------------------------------------

JIHAD DALAM ISLAM

Jihad merupakan tulang punggung dan kubah Islam. Kedudukan orang-orang yang berjihad amatlah tinggi di surga, begitu juga di dunia. Mereka mulia di dunia dan di akhirat. Rasulullah adalah orang yang paling tinggi derajatnya dalam jihad. Beliau telah berjihad dalam segala bentuk dan macamnya. Beliau berjihad di jalan Allah dengan sebenar-benarnya jihad, baik dengan hati, dakwah, keterangan (ilmu), pedang dan senjata. Semua waktu beliau hanya untuk berjihad dengan hati, lisan dan tangan beliau. Oleh karena itulah, beliau amat harum namanya (di sisi manusia-pent) dan paling mulia di sisi Allah.

Allah memerintahkan beliau untuk berjihad semenjak beliau diutus sebagai Nabi, Allah berfirman

"Dan andaikata Kami menghendaki, benar-benarlah Kami utus pada tiap-tiap negeri seorang yang memberi peringatan (rasul). Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Qur'an dengan jihad yang besar." [Al-Furqon : 51-52]

Surat ini termasuk surat Makiyah yang didalamnya terdapat perintah untuk berjihad melawan orang-orang kafir dengan hujjah dan keterangan serta menyampaikan Al-Qur'an. Demikian juga, jihad melawan orang-orang munafik dengan menyampaikan hujjah karena mereka sudah ada dibawah kekuasaan kaum muslimin, Allah ta'ala berfirman :

"Artinya : Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah neraka Jahannam. Dan itulah tempat kembali yang seburuk-buruknya." [At-Taubah : 73]

Jihad melawan orang-orang munafik (dengan hujjah-pent) lebih sulit daripada jihad melawan orang-orang kafir (dengan pedang-pent), karena (jihad dengan hujjah-pent) hanya bisa dilakukan orang-orang khusus saja yaitu para pewaris nabi (ulama). Yang bisa melaksanakannya dan yang membantu mereka adalah sekelompok kecil dari manusia. Meskipun demikian, mereka adalah orang-orang termulia di sisi Allah.[2]

Termasuk semulia-mulianya jihad adalah mengatakan kebenaran meski banyak orang yang menentang dengan keras seperti menyampaikan kebenaran kepada orang yang dikhawatirkan gangguannya. Oleh karena inilah, para Rasul -sholawatullahi 'alaihim wa salaamuhu- termasuk yang paling sempurna

Jihad melawan musuh-musuh Allah diluar (kaum muslimin) termasuk cabang dari jihadnya seorang hamba terhadap dirinya sendiri (hawa nafsu) di dalam ketaatan kepada Allah, sebagaimana yang disabdakan Nabi :

"Artinya : Mujahid adalah orang yang berjihad melawan dirinya dalam mentaati Allah dan Muhajir adalah orang yang berhijrah dari apa yang dilarang Allah" [Hadits Riwayat Ahmad dan sanadnya jayyid/baik]

Oleh sebab itu, jihad terhadap diri sendiri lebih didahulukan daripada jihad melawan orang-orang kafir dan hal tersebut merupakan pondasinya. Seorang hamba jika tidak berjihad terhadap dirinya sendiri dalam mentaati perintah Allah dan meninggalkan apa yang dilarang dengan ikhlas karena-Nya, maka bagaimana mungkin dia bisa berjihad melawan orang-orang kafir[3]. Bagaimana dia bisa melawan orang-orang kafir sedangkan musuh (hawa nafsu) nya yang berada disamping kiri dan kanannya masih menguasainya dan dia belum berjihad melawannya karena Allah. Tidak akan mungkin dia keluar berjihad melawan musuh (orang-orang kafir) sehingga dia mampu berjihad melawan hawa nafsunya untuk keluar berjihad.[4]

Kedua musuh itu adalah sasaran jihad seorang hamba. Tapi masih ada yang ketiga, yang dia tidak mungkin berjihad melawan keduanya kecuali setelah mengalahkan yang ketiga ini. Dia (musuh yang ketiga ini) selalu menghadang, menipu dan menggoda hamba agar tidak berjihad melawan hawa nafsunya. Dia senantiasa mengambarkan kepada seorang hamba bahwa berjihad melawan hawa nafsu amatlah berat dan harus meninggalkan kelezatan dan kenikmatan (dunia). Tidak mungkin dia berjihad melawan kedua musuhnya tadi kecuali terlebih dahulu berjihad melawannya. Oleh karenanya, jihad melawannya adalah pondasi dalam berjihad melawan keduanya. Musuh yang ketiga itu adalah setan, Allah ta'ala berfirman :

"Artinya : Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh (mu)" [Faathir : 6]

Perintah untuk menjadikan setan sebagai musuh merupakan peringatan agar (seorang hamba) mengerahkan segala kekuatan dalam memeranginya, karena musuh tersebut tidak pernah lelah dan lemah untuk menyesatkan manusia sepanjang masa.

(Kemudian beliau berkata -pent) Jika hal diatas sudah dimengerti maka jihad terbagi menjadi empat tahapan [5]:

[1]. Jihad melawan diri sendiri (hawa nafsu), dan hal ini terbagi lagi menjadi empat tingkatan

a. Berjihad dalam menuntut ilmu agama yang tidak akan ada kebahagiaan di dunia dan di akhirat kecuali dengannya. Barangsiapa yang ketinggalan ilmu agama maka dia akan sengsara di dunia dan di akhirat.

b. Berjihad dalam mengamalkan ilmu yang dia pelajari, karena ilmu tanpa amal jika tidak memadharatkannya, minimal ilmunya tidak bermanfaat.

c. Berjihad dalam dakwah (menyeru manusia) kepada ilmu tersebut dan mengajarkannya kepada yang tidak tahu. Jika tidak, maka dia termasuk orang yang menyembunyikan ilmu yang telah diturunkan Allah dan tidak akan bermanfaat ilmunya serta dia tidak akan selamat dari adzab Allah.

d. Berjihad dalam bersabar menghadapi rintangan di jalan dakwah serta gangguan manusia karena Allah.

Jika seorang hamba telah menyempurnakan keempat tingkatan ini, maka dia tergolong Robbaaniyyiin (orang-orang Robbani). Para salaf dahulu telah sepakat bahwa seorang alim tidak bisa dikatakan Robbani hingga dia tahu kebenaran, lalu mengamalkan dan mengajarkannya. Barangsiapa yang mengetahui (kebenaran) lalu dia mengamalkan dan mengajarkannya, maka dia akan tersanjung dikalangan para penghuni langit.

[2]. Jihad melawan setan, dan hal ini terbagi menjadi 2 bagian :

a. Berjihad dalam menolak syubhat (kerancuan) dan keraguan dalam keimanan
b. Berjihad dalam menolak bisikan syahwat Jihad yang pertama akan melahirkan keyakinan dan jihad yang kedua akan menghasilkan kesabaran Allah ta'ala berfirman :

"Artinya : Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami." [As-Sajdah : 24]

Allah ta'ala mengkabarkan bahwa kepemimpinan dalam agama dapat diperoleh hanya dengan kesabaran dan keyakinan. Kesabaran dapat menolak nafsu syahwat serta keinginan jelek sedangkan keyakinan bisa menolak keraguan serta kerancuan.

[3]. Jihad melawan orang-orang kafir dan munafik. Hal ini meliputi empat hal : jihad dengan hati, lisan, harta dan jiwa raga. Berjihad melawan orang-orang kafir lebih dikhususkan dengan tangan dan berjihad melawan orang-orang munafik lebih dikhususkan dengan lisan.

[4]. Jihad melawan orang-orang dzolim, ahli bid'ah, dan pembuat kemungkaran. Hal ini memiliki tiga tahapan. Dengan tangan bila mampu, jika tidak maka pindah dengan lisan dan jika tidak mampu juga maka dengan hati.
Inilah tiga belas tahapan dalam jihad dan (Barangsiapa yang mati dan tidak berjihad serta tidak pernah membisikkan dalam dirinya untuk berjihad maka dia mati dalam cabang kemunafikan) [6]

Dan tidak akan sempurna jihad melainkan dengan hijrah dan tidak ada hijrah serta jihad tanpa keimanan [7]. Orang-orang yang mengharapkan rahmat Allah adalah orang-orang yang menjalankan ketiga hal tersebut, Allah ta'ala berfirman

"Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." [Al-Baqoroh : 218]

Sebagaimana keimanan adalah kewajiban bagi setiap orang, maka diwajibkan pula kepada mereka dua hijrah di setiap saat :

[1]. Berhijrah kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya, ikhlas, bertobat, tawakkal, mengharap, dan cinta kepada-Nya.

[2]. Berhijrah kepada Rasul-Nya dengan mengikuti sunnah beliau, tunduk kepada perintah beliau, membenarkan kabar yang beliau sampaikan serta mendahulukan perintah beliau daripada perintah yang lainnya. Nabi bersabda yang artinya :

"Artinya : Barangsiapa yang berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya kepada Allah dan rasul-Nya. Dan barangsiapa yang berhijrah kepada dunia atau perempuan yang hendak dinikahinya maka hijrohnya kepada apa yang dia niatkan".[8]

Perintah untuk jihad melawan hawa nafsu dalam mentaati Allah dan jihad melawan setan adalah fardhu ain yang tidak bisa diwakilkan kepada seorangpun. Adapun jihad melawan orang-orang kafir dan munafik adalah fardhu kifayah.

[Zaadul Ma’aad Fii Hadyi Khoiril Ibaad 3/5 – 11, Ibnul Qoyyim Rahimahullah]

[Disalin dari Majalah Adz-Dzakirah Al-Islamiyyah Edisi 17 ThIV/Dzulqa’dah 1426H/Desember 2005M. Penerjemah Abu Abdirrahman bin Thayyib As-Salafy Lc, Diterbitkan Oleh Ma’had Ali-Al-Irsyad Surabaya, Jl Sultan Iskandar Muda 46 Surabaya]
________
Foot Note
[1]. Kami terjemahkan dari kitab "Zaadul ma aad fii hadyi khoiril ibaad" 3/5-11 oleh Ibnul Qoyyim, tapi ada sebagian yang kami anggap tidak perlu diterjemahkan (hal 6-8) agar tidak terlalu panjang. Dan kami hadiahkan terjemahan ini kepada mereka yang selalu meneriakkan kata jihad dengan senjata (pengeboman), yang senantiasa mengajak umat untuk memberontak penguasa dengan nama jihad, yang menuduh para ulama Dakwah Salafiyah tidak berjihad dan menihilkan jihad. Insya Allah pada edisi berikutnya kita akan membahas tentang kaidah-kaidah dalam berjihad agar jihadnya seorang muslim didasari oleh ilmu bukan hawa nafsu maupun kejahilan yang diiringi semangat yang terlalu menggebu hingga lebih banyak merusak daripada membangun, seperti yang dikatakan oleh khalifah Umar bin Abdul Aziz “Barangsiapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu maka dia banyak merusak daripada memperbaiki” (pent)
[2]. Dari keterangan Ibnul Qoyyim v ini, masihkah ada orang yang mencela dan mencaci maki para ulama, karena mereka belum pernah mengangkat pedang dan hanya bisa mengajarkan Al-Qur'an dan sunnah di masjid-masjid ??? Ataukah justru mereka akan menvonis bahwa Ibnul Qoyyim menihilkan jihad ? (pent)
[3]. Diantaranya dengan berjihad menuntut ilmu agama yang benar sesuai dengan pemahaman salafush sholeh serta menghilangkan kebodohan dalam dirinya terutama dalam masalah aqidah. (pent)
[4]. Adapun hadits yang berbunyi "Kita telah kembali dari jihad kecil kepada jihad besar" maka hadits ini tidak shohih. Lihat "Kasyful khofa "1/424. (pent)
[5]. Dari sini terlihat jelas kesalahan sebagian orang yang hanya menyempitkan arti jihad dengan jihad melawan orang-orang kafir dengan senjata. (pent)
[6].Hadits Riwayat .Muslim (1910).
[7]. Tidakkah mereka yang selalu mengembar-ngemborkan jihad melawan orang-orang kafir Yahudi maupun Nashoro memahami hal ini ? Mereka menyeru umat untuk berjihad siang dan malam sedangkan banyak dari umat Islam ini yang masih rusak aqidah dan keimanannya. Akankah mereka terus meneriakkan jihad di tengah kaum muslimin sedangkan kesyirikan, penyembahan terhadap wali-wali, sunan-sunan serta kyai-kyai yang telah meninggal di pelupuk mata mereka ??? Apakah mereka sengaja menutup mata ? Mengapa mereka tidak mau dan enggan untuk memulai dan menfokuskan dakwah mereka terlebih dahulu kepada dakwah Tauhid dan memberantas kesyirikan seperti yang dilakukan Rasulullah ? Apakah mereka menganggap metode yang mereka jalankan lebih baik dari metode dakwahnya Rasul dan para rasul-rasul lainnya ??? (pent)
[8]. Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim.

(Ibnul Qoyyim Rahimahullah).
-----------------------------------------------------------------------

Bom Bunuh Diri; Adakah dalam Ajaran Islam?

Situasi keamanan Indonesia yang akhir-akhir ini mulai membaik, kembali terganggu pasca ledakan bom bunuh diri di kawasan Mega Kuningan yang dilakukan sekelompok orang yang memandang bahwa perbuatan itu adalah mulia (jihad).

Bom bunuh diri merupakan bentuk perjuangan yang relatif baru dan dianggap sebagai bentuk dari jihad. Praktik tersebut berawal dari Palestina dan kemudian menyebar ke tempat-tempat lain. Mereka yang melakukan itu, karena adanya dorongan dari tokoh spiritual yang berfatwa bahwa cara demikian adalah jihad dan matinya mati sahid. Apakah benar seperti itu pandangan Islam?

Melalui tulisan yang ringkas ini, penulis mencoba memberikan wawasan tentang makna jihad yang sebenarnya, sebagai wujud keterpanggilan untuk ikut bersama-sama pihak yang berkompeten dalam meluruskan pernyataan para teroris, bahwa “bom bunuh diri adalah jihad”. Karena secara hukum Islam (syar’i), bom bunuh diri dikategorikan sebagai pembunuhan dan bunuh diri. Kebanyakan ulama dari kaum Islam fundamentalis, demikian juga Islam moderat pun tidak pernah menyepakati bahwa bom bunuh diri sebagai jihad. Pandangan keliru dan menyesatkan itulah yang perlu diluruskan guna mencegah munculnya kader-kader bom bunuh diri di Indonesia.

Kata jihad banyak dijumpai dalam Al Quran. Dari sudut kebahasaan jihad diartikan “mengerahkan tenaga dan kemampuan”. Secara istilah (syar’i) Raqib al Isfahani mengartikan jihad dengan 3 pengertian, yaitu: (a) berjuang melawan musuh nyata; (b) berjuang melawan syetan; (c) berjuang melawan hawa nafsu. Dengan demikian, jihad diartikan sebagai “menggunakan atau mengeluarkan tenaga, daya, usaha dan kekuatan untuk melawan suatu obyek yang tercela dalam rangka menegakkan Agama Allah, dan obyek itu adalah musuh yang kelihatan seperti orang kafir dan munafik, serta musuh yang tidak kelihatan seperti setan dan nafsu”.

Ahmad Muhammad al Hufiy mengartikan jihad, yaitu “Berperang di jalan Allah yang diwajibkan oleh syari’at dalam rangka menghadapi orang yang memusuhi agama atau untuk mempertahankan tanah air kaum muslimin dari musuh-musuh Islam”.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka jihad dalam konteks perang dengan kaum kafir memiliki tiga prinsip. Ketiga prinsip yang dimaksud adalah: Pertama, dilihat dari segi tujuannya jihad dalam Islam adalah fi sabilillah. Artinya, pada prinsipnya jihad yang dilakukan adalah demi tegaknya Islam dan melindungi umat Islam dari segala yang melemahkan, merusak dan menghancurkan agama Islam.

Dalam hal ini, jika ada musuh yang membatasi, mengancam, menghalang-halangi dan melarang umat Islam menjalankan ibadah, maka umat Islam wajib berjihad untuk melawannya. Salah satu ayat yang menegaskan hal tersebut adalah firman Allah dalam surah al Baqarah ayat 190; “Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”.

Kedua, bahwa jihad diwajibkan melalui ketetapan hukum yang diambil oleh penguasa, pemimpin umat Islam yang legal. Prinsip ini menegaskan bahwa jihad tidak boleh ditetapkan secara perorangan sekalipun ahli di bidang agama Islam. Dalam pandangan dan akidah ahlus sunnah wal jamaah, bahwa jihad dilaksanakan bersama waliyul amri. Merekalah yang berhak memutuskan untuk berjihad, menggerakkan, mengatur dan mengkomandokan rakyat dalam segala urusan yang berkaitan dengan jihad.

Ketiga, jihad dalam Islam pada prinsipnya dilakukan sebagai reaksi atau balasan terhadap aksi yang dilakukan pihak musuh terhadap Islam. Jihad dilakukan setelah musuh secara nyata memerangi umat Islam. Dengan demikian jihad diizinkan hanyalah membela hak-hak Islam dan umat Islam, termasuk mempertahankan tanah air umat Islam dari segala musuh. Dalam hal ini Allah berfirman, “Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya, Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu”. (QS. 22:39).

Lantas, bagaimana dengan bom bunuh diri di Indonesia. Apakah perilaku itu dapat dikatakan sebagai aksi jihad atau sebaliknya jahat? Tentu saja hal itu dapat dikaji dan diuji dengan prinsip jihad yang telah dipaparkan para ulama sebagaimana yang telah dijelaskan di atas.

Pertama, dari sisi tujuannya yaitu fi sabilillah, menegakkan Islam dan melindungi seluruh umat Islam dari ancaman musuh. Memang tidak mudah untuk mengetahui apakah pelaku bom bunuh diri itu melakukan perbuatannya tersebut karena fi sabilillah atau tidak, karena hakekatnya hal itu menyangkut wilayah batin atau niat seseorang. Tapi dapat dirasakan bahwa bom bunuh diri itu telah menghancurkan citra umat Islam. Bom bunuh diri yang terjadi selama ini di Indonesia telah mendiskreditkan umat Islam, bahkan memberi kesulitan bagi umat Islam, khususnya bagi pesantren tertentu yang selama ini hidup dalam kedamaian.

Kedua, dari sisi wajibnya berjihad. Perilaku bom bunuh diri yang melabelkan diri dengan jihad, sama sekali tidak memiliki dasar perintah (otorisasi) dari waliyul amri atau pemerintah maupun pimpinan Islam di Indonesia. Bahkan bom bunuh diri memunculkan celaan dan kritikan dari berbagai pihak termasuk waliyul amri dan para ulama serta tokoh-tokoh Islam. Ini berarti bahwa pelaku bom bunuh diri yang menganggap sedang berjihad itu hanya menuruti hawa nafsu dan keinginan kelompok mereka saja, tanpa mengindahkan batasan bahwa jihad yang wajib diikuti itu bila diperintahkan oleh waliyul amri (penguasa).

Ketiga, bom bunuh diri yang terjadi selama ini di Indonesia bukanlah bentuk aksi balasan terhadap perlawanan yang dilakukan musuh Islam di Indonesia. Karena secara faktual, umat Islam Indonesia tidak merasakan adanya gejala ancaman dari orang-orang yang memusuhi umat Islam Indonesia. Umat Islam Indonesia bebas untuk beribadah sesuai dengan syariat Islam yang diyakininya.

Tidak ada orang, kelompok, bangsa lain dan negara-negara yang menyatakan perang terhadap umat Islam dan pemerintah Indonesia. Justeru sebaliknya, bom bunuh diri itulah yang membuat umat Islam menjadi takut, cemas dan merasa tidak aman. Karena korban bom bunuh diri di Indonesia bukanlah orang-orang yang memusuhi umat Islam Indonesia. Bahkan yang jadi korban adalah orang-orang Islam yang tidak berdosa.

Dari analisa di atas, penulis melihat bahwa prinsip-prinsip jihad sama sekali tidak terpenuhi dalam praktek bom bunuh diri yang dianggap sebagai jihad. Tujuan ingin meninggikan agama Islam, tetapi justru sebaliknya menempatkan Islam dalam fitnah. Dianggap sebagai bentuk perlawanan terhadap kaum kafir atau musuh Islam, justeru yang korban bukannya musuh Islam melainkan sebahagian dari orang Islam yang tidak berdosa. Apakah ini “tetap saja dikatakan jihad?” Tentu saja tidak. Akibat bom bunuh diri, ratusan nyawa telah melayang dan harta benda rusak.

Mereka yang menjadi korban tersebut tidak pernah menyatakan kebencian terhadap Islam. Mereka adalah hamba-hamba Allah yang harus dilindungi, diayomi dan diberi perlakuan sebagaimana layaknya kehidupan sesama
manusia. Karena itu tidak ada bom bunuh diri dalam Islam. Bom bunuh diri yang selama ini terjadi di Indonesia bukan perbuatan jihad melainkan bunuh diri yang merupakan perbuatan jahat lagi diharamkan Allah SWT.

Al Quran mengatakan dengan tegas melarang membunuh diri sendiri. Oleh karena itu, jika para teroris atau pelaku bom bunuh diri itu masih meyakini apa mereka lakukan sebagai bagian dari “jihad”. Maka hal tersebut adalah kekeliruan, sesat dan menyesatkan. Allah dalam firman-Nya menyatakan, “Dan janganlah kamu membunuh diri, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”. (Q.S. 4:29). Pelaku bunuh diri akan disiksa selamanya di neraka jahannam. Semoga kita terlindung dari perbuatan dan keyakinan yang keliru itu. Wallohu a lam bisshawwabi.
* Penulis adalah alumni Pasca Sarjana IAIN SU Medan Konsentrasi Komunikasi Islam dan Ketua Lembaga Studi dan Pengembangan Dakwah (LSPD) Sumatera Utara.

(Oleh : Mawardi Siregar, MA).