Senin, 13 Juli 2009

Perbedaan. (FD6)


Perbedaan.
Oleh Dea Supriatin

apa bedanya cinta dan sayang?
======================

Komentar.
=======

Nahar Ridho Nur berkata :
Bila perbedaan ini di kaitkan dengan hubungan antar manusia, maka....

orang yang mencintai pasti di dalamnya ada rasa sayang
namun orang yang menyayangi belum tentu di dalamnya ada rasa cinta

akan lebih kompleks lagi membedakan antara....
i need you because i love you
dengan
i love you because i need you

rasa kebutuhan seseorang akan lebih dipengaruhi oleh rasa cinta seseorang tersebut pada orang yang dicintainya...itulah makna i need you because i love you... inilah cinta sejati yang dicari setiap fitrah manusia.

sedangkan apabila rasa cinta seseorang lebih dipengaruhi oleh kebutuhannya, maka cinta hanya dijadikan sebagai alat..yang bila orang yang kita cintai tidak mampu memenuhi kebutuhannya, maka orang tersebut tidak cinta lagi...inilah makna i love you because i need you. yang bisa kita lihat bahwa cinta disini dilandasi oleh nafsu ragawi, hanya melihat kecantikan/ketampanan, harta, martabat, pangkat dan sebagainya.
--------------------------

Dianah Suffy berkata :
Untuk sementara menurut pendapat saya adalah :
Kalau CINTA kayanya lebih mengarah kepada "HAWA" (dlm segi rasa atau keinginan).
Sementara kalau SAYANG lebih mengarah kepada "JIWA" (dlm segi merasakan atau dirasakan).
---------------------

Asep dhidind berkata :
Cinta ma seseorang kadang cpt hilang tp klo dah sayang kan slalu melekat d hati.........
jd sayang lbh dalam cinta.........
--------------------------------------------------

Muahmmad Miftachurrohman berkata :

Bedax cinta ma sayang...

mmmm.... apa yaa...??

ehem... ehemmm...

muh cb bedain..,

cinta adalah sejenis 'makanan' buat hati.., yg dapat membuat kenyang dan sehat. namun, jangan terlalu banyak memakannya, krn bila dikonsumsi berlebihan kita akan terserang penyakit dan tersiksa. 'makan'-lah secukupnya saja.

sedangkan sayang: terbentuk dari cinta.., bila di hati kita ada rasa cinta maka niscaya kita juga akan memiliki rasa sayang. Insya Alloh.

semoga bermanfaat.
-------------------------------------------

Syqfiq Amadi berkata : Cinta -> perasaan suka
Sementara Sayang -> perasaan kasih

Cinta sesuatu berarti suka sesuatu.
Sementara Sayang sesustu berarti memberi dan mengasihinya.

Cinta itu byk di lahirkan dr pemikiran kita yg dangkal.
Sementara Sayang lebih timbul dr relung jiwa yg terdalam.

Cinta terkadang menyakitkan.
Sementara Sayang terus akan abadi untuk dikenang.
--------------------------------------------------------------------

Emi Crb berkata :
Meluan ahhh
cinta dan sayang.....bedanya..?????
Gini aja deh...
kalau cinta belum tentu sayang,....
kalau sayang uda ada benih cinta (cinta artian luas lhooo).
------------------------------------------------------------------------------

Ubay Baequni berkata : Tdk ada substansi perbedaan di dua kata tsb. muaranya sama. Bila dipaksakan untuk menemukan perbedaannya, maka kita akan memulai membedah dari persoalan antara Nafsu dan Hati. kita sering menerjemahkan keduanya menurut persepsi, asumsi serta opini kita sendiri. sedangkan hakekatnya, kita seringkali mengabaikannya. sehingga yang terjadi di permukaan kata-kata adalah tentang perbedaan dan sesuatu yang membeda-bedakannya menurut kita sendiri..
----------------------------------------------------------------------------------------------

Hujjah Almanhaj berkata :
*Saat kau MENYUKAI seseorang,kau ingin memilikinya untuk keegoisanmu sendiri.
*Saat kau MENCINTAI seseorang, kau ingin sekali membuatnya bahagia dan bukan untuk dirimu sendiri.
*Saat kau MENYAYANGI seseorang, kau akan melakukan apapun untuk kebahagiaannya walaupun kau harus mengorbankan jiwamu.

*Saat kau MENYUKAI seseorang dan berada di sisinya maka kau akan bertanya,”Bolehkah aku menciummu?”
*Saat kau MENCINTAI seseorang dan berada di sisinya maka kau akan bertanya,”Bolehkah aku memelukmu?”
*Saat kau MENYAYANGI seseorang dan berada di sisinya maka kau akan menggenggam erat tangannya…

*SUKA adalah saat ia menangis, kau akan berkata “Sudahlah, jangan menangis.”
*CINTA adalah saat ia menangis dan kau akan menangis bersamanya.
*SAYANG adalah saat ia menangis dan kau akan membiarkannya menangis dipundakmu sambil berkata, “Mari kita selesaikan masalah ini bersama-sama.”

*SUKA adalah saat kau melihatnya kau akan berkata, “Ia sangat cantik dan menawan.”
*CINTA adalah saat kau melihatnya kau akan melihatnya dari hatimu dan bukan matamu.
*SAYANG adalah saat kau melihatnya kau akan berkata, “Buatku dia adalah anugerah terindah yang pernah Tuhan berikan padaku..”

*Pada saat orang yang kau SUKA menyakitimu, maka kau akan marah dan tak mau lagi bicara padanya.
*Pada saat orang yang kau CINTAI menyakitimu, engkau akan menangis untuknya.
*Pada saat orang yang kau SAYANGI menyakitimu, kau akan berkata,”Tak apa dia hanya tak tahu apa yang dia lakukan.”

*Pada saat kau SUKA padanya, kau akan MEMAKSANYA untuk menyukaimu.
*Pada saat kau CINTA padanya, kau akan MEMBIARKANNYA MEMILIH.
*Pada saat kau SAYANG padanya, kau akan selalu MENANTINYA dengan setia dan tulus dan penuh rasa kepercayaan.

*SUKA adalah kau akan menemaninya bila itu menguntungkan.
*CINTA adalah kau akan menemaninya di saat dia membutuhkan.
*SAYANG adalah kau akan menemaninya di saat bagaimanapun keadaannya.

*SUKA adalah hal yang menuntut.
*CINTA adalah hal memberi dan menerima.
*SAYANG adalah hal yang memberi dengan rela

*SUKA : perasaan ’sesaat’
*CINTA : perasaan yang berlebihan
*SAYANG : perasaan yang tulus

Makanya hal yang paling menyenangkan di dunia ini adalah kalau kita disayang, dan yang paling menyedihkan kalau hanya menyayangi. Dan yang paling indah di dunia ini adalah kalau terjadi "SALING MENYAYANGI", alias tidak bertepuk sebelah tangan..
-----------------------------------------------------------------------

Nanda Munirah berkata :
CINTA = suka
SAYANG = suka cita yg indah tiada batasan (dlm rasa)
CINTA = perasaan yang berlebihan dr rasa suka
SAYANG = perasaan yang tulus dlm mengasihi dan mencintai.
================================

Catatan SBB.

تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
13. (Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam syurga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah kemenangan yang besar.(an-nisa : 13)

وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُ يُدْخِلْهُ نَارًا خَالِدًا فِيهَا وَلَهُ عَذَابٌ مُهِينٌ
14. dan Barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.(an-nisa : 14).
-----------------------------------------------------------
KIAT TERHINDAR DARI API NERAKA.

Kebinasaan mereka dan penjelasan tentang sebab-sebab hal tersebut semua itu di karenakan mereka mendustakan rasul-rasul (yang di utus kepada mereka) dan ma’siat terhadap mereka. Itu semua sebagai pelajaran bagi umat-umat setelahnya yang sampai kepada mereka kabar tersebut, yakni bahwasanya kebaikan itu adalah di dalam ta’at kepada Allah dan rasul-Nya, sedangkan kejelekan itu semuanya terdapat dalam ma’siat kepada Allah dan Rasul-Nya
Setiap manusia pasti menginginkan untuk mendapat kehidupan yang layak di dunia kemudian mendapatkan kenikmatan di akherat, dan sekali-kali tidak menginginkan untuk mendapatkan kesengsaraan di dunia dan mendapatkan adzab Allah di akherat. Akan tetapi manusia tidak begitu saja dapat terhindar dari adzab Allah tanpa adanya upaya untuk selamat darinya, maka sebab terbesar serta jaminan yang paling kuat untuk selamat dari adzab Allah dan mendapatkan surganya Allah adalah ta’at kepada Allah dan rasul-Nya, dengan melaksanakan perintah-Nya, membenarkan apa-apa yang di kabarkan oleh-Nya, serta beriman dengan janji dan ancaman-Nya .

Allah Ta’ala berfirman :
“Dan barang siapa yang ta’at kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang di beri ni’mat oleh Allah, yaitu : nabi-nabi, para shidiqqin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang yang shaleh, Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. “ (QS. An-Nissa : 69).

Dan Allah Ta’ala menyatakan setelah menerangkan permasalahan warisan dalam dua ayat-Nya :
“Itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barang siapa ta’at kepada Allah dan Rasul-Nya, , niscaya Allah memasukkannya kedalam surga yang mengalir didalamnya sungai-sungai sedang mereka kekal di dalamnya, dan itulah kemenangan yang besar. Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal didalamnya dan baginya siksa yang menghinakan. “(QS. An-Nissa : 13-14)

Dan Allah juga berfirman : “Barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertaqwa kepada-Nya maka mereka adalah orang-orng yang mendapat kemenangan.” (QS. An-Nur 52).

Ayat –ayat yang memerintahkan kita untuk ta’at kepada Allah dan ta’at kepada Rasul-Nya, dan menjelaskan pula balasan bagi orang-orang yang bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya sangat banyak sekali dan intinya bahwa tidaklah berbahagia orang yang berbahagia, dan tidaklah selamat orang yang selamat serta mendapatkan kedudukan yang tinggi kecuali dengan keta’atan kepada Allah dan Rasul-Nya, serta tidak binasa dan tidaklah disiksa orang yang di siksa kecuali karena mendustakan para Rasul serta bermaksiat pada mereka.

Dan Allah Azza Wa Jalla menyebutkan kisah umat-umat terdahulu yang menentang Allah dan Rasul-Nya dalan Al-Qur’an banyak sekali, diantaranya :
“ Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Huud dan orang-orang beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami : dan Kami selamatkan (pula) mereka di akherat dari azab yang berat. Dan itulah kisah kaum ‘Aad yang mengingkari tanda-tanda kekuasaan Tuhan mereka, dan mendurhakai rasul-rasul Allah dan mereka menuruti perintah semua penguasa yang sewenang-wenang lagi menentang (kebenaran) “(QS. Huud : 58-59).

“ Maka tatkala datang azab Kani. Kami selamatkan Shaleh beserta orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami dan (Kami selamatkan) dari kehinaan di hari itu. Sesungguhnya Tuhan Dia-lah Yang Maha Kuat Lagi Maha Perkasa. Dan satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zalim itu lalu mereka mati bergelimpangan di rumahnya. Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, sesungguhnya kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, kebinasaan bagi kaum Tsanud.” (QS. Huud : 66-68).

“ Dan tatkala datang azab Kami. Kami selamatkan Syu’aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dia dengan rahmat dari Kami. Dan orang-orang yang zalim di binasakan oleh suatu suara yang mengguntur : lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya. Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, kebinasaanlah bagi penduduk Mad-yan sebagaimana kaum Tsamud telah binasa.” (QS. Huud : 94-95).

“ Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan tanda-tanda (kekuasaan) Kami dan mu’jizat yang nyata kepada Fir’aun dan pemimpin-pemimpin kaumnya tetapi mereka mengikuti perintah Fir’aun padahal perintah Fir’aun sekali-kali bukanlah (perintah) yang benar. Ia berjalan di muka kaumnya di hari kiamat lalu memasukkan mereka kedalam neraka. Neraka itu seburuk-buruknya tempat yang di datangi. Dan mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan (begitu pula) di hari kiamat. Laknat itu seburuk-buruk pemberian yang di berikan. Itu adalah sebagian dari berita-berita negeri (yang telah dibinasakan) yang Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) : diantara negeri-negeri itu ada yang masih kedapatan bekas-bekasnya dan ada pula yang telah musnah.” (QS. Huud : 96-100).

Dan Allah Ta’ala menyatakan dalam surat Al-‘Ankabut setelah mengisahkan tentang Nuh,Ibrahim,Luth serta Syu’aib : “Dan juga kaum ‘Aad dan Tsamud dan mereka telah nyata bagi kamu (kebenaran mereka) dari (puing-puing) tempat tinggal mereka. Dan syetan menjadikan mereka memandang baik perbuatan mereka. Lalu ia menghalangi mereka dari jalan (Allah) sedang mereka adalah orang-orang yang berpandangan tajam, dan juga Karun, Fir’aun dan Haman. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka Musa dengan membawa bukti-bukti, keterangan-keterangan yang nyata. Akan tetapi mereka orang-orang yang luput dari kehancuran itu. Maka masing-masing (mereka itu Kami siksa di sebabkan dosanya maka diantara mereka ada yang Kami timpahkan kepadanya hujan batu kerikil dan diantara mereka ada yang ditimpah suara keras yang mengguntur dan diantara mereka ada yang Kami benamkan kedalam bumi dan diantara mereka ada yang Kami tenggelamkan dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya dari mereka akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.” (QS. Al-Ankabut : 38-40).

Maka apa-apa yang dikisahkan Allah Azza Wa Jalla tentang berita umat-umat terdahulu. Kebinasaan mereka dan penjelasan tentang sebab-sebab hal tersebut semua itu di karenakan mereka mendustakan rasul-rasul (yang di utus kepada mereka) dan ma’siat terhadap mereka. Itu semua sebagai pelajaran bagi umat-umat setelahnya yang sampai kepada mereka kabar tersebut, yakni bahwasanya kebaikan itu adalah di dalam ta’at kepada Allah dan rasul-Nya, sedangkan kejelekan itu semuanya terdapat dalam ma’siat kepada Allah dan Rasul-Nya dan derajat yang tinggi di surga itu tidak dicapai kecuali dengan hal tersebut.

Dalam sebuah hadist dari Abu Said Al-Khudri bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
“ Sesungguhnya penduduk surga melihat orang-orang yang berada di bagian atasnya sebagaimana mereka melihat bintang yang bersinar di ufuk dari timur atau barat dikarenakan keutamaan diantara mereka.” Para sahabat berkata : “Wahai Rasulullah itu adalah kedudukan para nabi yang tidak akan mencapainya selain mereka (para nabi)? Rasulullah bersabda : “Betul, demi dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya orang-orang yang beriman kepada Allah dan yang membenarkan para Rasul” (HR. Bukhari).

Maka ini adalah jaminan keselamatan, jalan kemenangan dan jalan kebahagian yaitu dengan mengikuti apa-apa yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah Shalallahu ‘alahi wa sallam tanpa menoleh, menguatkan dan menganggap baik bid’ah serta tidak pula mengambil perkataan fulan atau ‘alan. Allah Ta’ala berfirman : “Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu di perintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa. “(QS. Al-An’am : 153).

Dan Allah juga berfirman : “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan “Tuhan kami ialah : Allah”.kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan) “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah di janjikan Allah kepadamu”. Kami pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akherat : di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Fusshilat : 30-33).

Dan di dalam hadits yang shahih Rasulullah Shalllallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Kalian semua akan masuk surga kecuali yang enggan.” Mereka (para sahabat) berkata : “Siapa yang enggan wahai Rasulullah ? “Beliau berkata : “Barang siapa yang ta’at kepadaku dia akan masuk surga dan barang siapa yang bermaksiat kepadaku maka dia adalah yang enggan. “(HR. Bukhari).

Dan hati-hati kamu termasuk dari golongan yang dinyatakan oleh Allah : “Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang-orang yang zalim menggigit dua tangannya seraya berkata :”Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur’an ketika Al-Qur’an itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia. “(QS. Al-Furqan : 27-29).

Maka perkataan (sabda) Nabi Shallallahu alaih wa sallam dan syareatnya hendaknya di dahulukan di atas pemikirannya para imam madzab, pimpinan golongan, syaikh-syaikh tarekat dan orang-orang selain mereka.

Allah Ta’ala menyatakan : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Hujarat : 1).

Syaikh Abdurrahman As-sa’di menyatakan dalam tafsir ayat ini : “Didalam ayat ini ada larangan yang keras untuk mendahulukan ucapan selain Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka kapan saja Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam itu sudah jelas wajb untuk di ikuti dan didahulukan atas selainnya.
Wallahu a’lamu bishshawab.

Maraji’ : Al-Mauridul ‘Adzabuz Zilat karya Syaikh Ahmad bin Yahya An-Najmi.
BULETIN DAKWAH AT-TASHFIYYAH, Surabaya
EDISI : 03 / DZULQO’DAH / 1424.