Sabtu, 11 Juli 2009

Minta Saran. (FD5)


Minta Saran.

Dikirim oleh Asep Dhidind.
Bagaimana caranya melupakan orang yang kita sayangi...???
sampai saat ini q g bs lupain dia,,setiap yang q lakukan dia selalu ada dalam benakku......
==============================================================

Komentar.
=========

Mafath Fatih berkata : Setau Fath yg pernah alami, memang sulit dan susah, bahkan mungkin membutuhkan waktu yg sangat2 lama untuk menepis dan melenyapkan ingatanx mpe sang waktu sendiri lah yg menelanya.

btw about ths 1ssue, jd kepikiran masa2 dulu. ni cerita nyata Fath yg pernah mengalami problem seperti itu tmn2 ;

Di suatu masa, dimana saat itu pikiran dan tingkahlaku fath seperti org gila, mungkin kayanya sama apa yg dialami saat skrg olh mas Asep Dhidin saat ini (setiap yang q lakukan dia selalu ada dalam benak). singkat cerita ; akhirnya sampailah Fath menemukan solusi untuk menepis semua itu, kala itu kejadiannya begini tmn2, tepatnya tgl 27 september, Fath mempunyai tmn baru, dia dr Sulawesi, namanya Yulianti, lama Fath bertukar pikiran ma dia mengenai bgmn cara mengatasi hal2 tersebut (solusi) hingga akhirnya dia nyeletuk dg tanpa disengaja (tidak ada niatan kasih solusi buat gw),
begini katanya : "ywdh kl gto lw g usah ingat2 dia lg",
trz kata w "gmn bisa g inget2 dia... org fotonya masih terpangpang di dinding kuq...",
sambung dia ; "nah kl gto foto dia yg terbingkai itu lw ganti z ma gambar moyet"
dg sepontan Fath ketawa terbahak2 haha...... mpe lama bgd hingga perut Fath merasa sakit.
nah begitulah cerita nyatanya. Fath lakuin apa kata Yuli td, dan anehnya ia bener loh tmn2 akhirnya sang waktulah yg menggilas perasaan itu hingga musnah dan kembali bergairah. dan tiap kali liat foto moyet td, Fath selalu temehek2. eh salah ya... terbahak2 maksudnya h3h3....
Mungkin hy ntu masukan dr Fath.
-----------------------------------

Emi Crb berkata : kenapa harus kita lupakan klo kta sayang? (bersambung).
-----------------------------------------------------------------------------

Hesti Handayani M berkata : Qt gkn bs nglupain org yg qt syangi,.. smqn bsr usaha bwt nglupain dy, smqn bsr pula dy dbayangn qt..
Klo sy d pihak dirimuw... sy bkal memperbanyak aktivitas, cz dg bnykny akvtas th qt pst fokus ksitu... n Let the time Answer p yg bkl trjadi...,
Jgn persulit diri.. Kembalilah pada-Nya.. Berserah dirilah pada-Nya, Yang mnciptakn sglanya.. trmasuk prasaanmu itu..
Jk km mncintai dy, jgn melebihi cintamu pada Tuhanmu!! Sesungguhny hanya Dia yg sebenar-bnarnya Cinta sejati!
Terima kasih atas phatianx...
------------------------------

Muhammad Miftachurrohman berkata : melupakan org yg kita syangi..., tentu tdk perlu. karena, bila kita melakukan hal itu.., maka suatu hari kita jg akan dilupakan oleh org lain. apakah enak bila kita dilupakan oleh orang? tentu tidak kan..??

nah, makanya belajarlah mulai dari sekarang kita utk menyayangi orang lain sama seperti kita menyayangi diri kita sendiri. termasuk kepada sang kekasih. bila kita sudah tidak berhubungan lagi dengan kekasih atau putus.., maka anggaplah dia sebagai saudara/teman kita.

Gantungkan rasa sayang kita hanya kepada Sang Maha Pemurah, yakni Alloh SWT. Dan bila kita menyayangi seseorang.., sayangilah ia karena Alloh bukan karena yg lain.

Semoga bermanfaat.., Insya Alloh.
----------------------------------

Syafiq Amadi berkata : Melupakan seseorang yg pernah kita sayangi itu berat, seberat kapan cinta kita di respon oleh org yg kita cintai, jd biarkanlah perasaan itu mengalir laksana air saja, artinya jg kita berusaha untuk melupakan, cz hy waktulah yg menetralisir akan hal tersebut hingga perasaan kian normal kembali.
--------------------------------------

Muhammad Fatchurrohman berkata : bila kamu tetep ga bisa ngelupain dia.... yaa jangan dilupain. ( tapi aku pengin banget ngeluapin..., pokokx aku dah benci! benci! benci banget ma dia! gm dunkszzz....???)
mmmm.... gitu yaaa...
nich terpaksa muh kasih tips;
ehem...
permulaan:
Biasa lah... bila bercinta semuanya indah… Memang tak dapat lupakan si Dia. Makan ingatkan si Dia, tidur ingatkan si Dia, mandi ingatkan si Dia… Boleh kata dalam apa jua hal pun memang teringatkan si Dia la.
Tapi masalahnya bila dah putus cinta pun masih ingatkan si Dia. Susah nih… Jadi di sini ada sedikit tips kepada sesiapa yang ingin lupakan si Dia kamu.
Terima Hakikat
Pertama sekali and perlu menerima hakikat si-Dia anda bukan lagi milik anda. Anda perlu belajar untuk menerima kenyataan bahawa pertemuan akan berakhir dengan perpisahan dan perpisahan adalah permulaan kepada pertemuan.
Melarikan diri
Siapa kata melarikan diri tidak menyelesaikan masalah ? Memang melariakan diri tidak akan menyelesaikan masalah tetapi ia dapat mengurangkan tekanan anda. Cuba anda pergi ke satu tempat yang agar jauh dari tempat anda dan rehatkan minda anda. Tapi jangan la buat kerja gila dengan pergi ke tempat anda date dengan si-Dia anda.
Luahkan perasaan anda
Emmm luahkan perasaan anda kepada sahabat karib anda. Mungkin dia tidak banyak membantu tetapi sekurang-kurangnya dengan meluahkan perasaan anda akan dapat menghilangkan tekanan anda.
Anda pula dengar luahan mereka
Apabila anda mendengar luahan rakan anda sekurang-kurangnya anda tahu bahawa anda bukan seorang sahaja menerima nasib yang teruk .
Ingat dekat orang lain
Masih tak dapat lupakan si Dia? Urghhh susah nie. Macam nie la kalau masih teringatkan si Dia kenapa anda tak cuba ingat dekat orang lain… Ahli keluarga ke, artis ke, idola ke, tapi kalau boleh jangan cuba untuk teringatkan kawan sejantina anda… Bahaya tu karang jadi lain lak.
Buang jer hadiah tu
Bunga ke… Jam ke… Penanda buku ke… Novel ke… Anda buang sahaja hadiah tu… Mungkin ia seperti anda tidak menghargainya namun itulah yang terbaik. Atau anda pulangkan kembali hadiah itu kepada si Dia. Walaubagaimanapun jangan jual hadiah itu kerana anda seperti menghina pemberian si Dia. Dan satu lagi kalau si-Dia bagi anda hadiah seperti rantai emas berjumlah RM5000 saya rasa takyah laa buang hadiah tu.

Berdoa & Bertawakal
Ini adalah solution yang terbaik dan potion bagi segala-galanya. Berdoa lah kepada-Nya agar diberi kekuatkan jiwa dalam menghadapi dugaan dalam kehidupan dan diberikan pasangan yang serasi.
Semoga bermanfaat ^_^.
==========================

Catatan SBB.

ايّ الاسلام خير قال تطعم الطّعام وتقرأ السّلام على من عرفت ومن لم تعرف
"Islam yang bagaimanakah yang lebih baik?.. Beliau menjawab, memberikan makan dan mengucapkan salam kepada orng yang kamu kenal atau yang tidak kamu kenal".

SUDAHKAH KITA MENYEBARKAN SALAM?...

Seberapa pentingnya salam, tentu dapat tergambarkan dengan adanya firman Allah swt kepada manusia tentang salam ini, yaitu:
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memasuki rumah-rumah yang bukan rumah kalian sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya … “ (QS. An-Nuur : 27)
Firman Allah lainnya, “Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah- rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik.” (QS. An Nur: 61)
Penjelasan mengenai ayat di atas, Syaikh Nashir As Sa’di berkata, “Firman-Nya: Salam dari sisi Allah, maksudnya Allah telah mensyari’atkan salam bagi kalian dan menjadikannya sebagai penghormatan dan keberkahan yang terus berkembang dan bertambah. Adapun firman-Nya: yang diberi berkat lagi baik, maka hal tersebut karena salam termasuk kalimat yang baik dan dicintai Allah. Dengan salam maka jiwa akan menjadi baik serta dapat mendatangkan rasa cinta.”

Cinta. Ya, cinta. Cinta adalah inti dari keimanan. Seseorang yang beriman kepada Allah, maka dia mencintai Allah. Dan tidaklah seseorang beriman kepada Allah, sebelum dia mencintai saudaranya. Telah diriwayatkan oleh Abu Hamzah Anas bin Malik ra., bahwa disabdakan oleh Rasulullah saw., ”Seseorang di anatara kalian tidak (dikatakan) beriman sehingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Cinta adalah kunci surga. Karena tidak disebut beriman (kepada Allah swt.) bila seseorang tidak mencintai Allah, dan juga tidak mencintai sesama muslim. Dan jika seseorang tidak masuk kategori orang mukmin, niscaya dia tidak akan pernah merasakan apa yang dinamakan surga. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shalAllahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah kalian masuk surga hingga kalian beriman. Dan tidaklah kalian beriman hingga saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan suatu amalan yang jika kalian kerjakan niscaya kalian akan saling mencintai? Tebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim)

Salam.... Ya, salam. Menyebarkan salam di antara kita, sesama umat muslim adalah sebuah keutamaan yang musti dipelihara. Karena seperti sabda Nabi saw, dengan salam maka kita akan saling mencintai, dan cinta di antara kita semualah yang akan membangun bangunan kokoh ukhuwah Islamiyah. Yang itu juga akan mendasari lahirnya kebangkitan umat, karena persatuan umat Islam telah ada di depan mata.

Selanjutnya, mungkin di antara kita ada yang mengatakan, ”Kalau itu sih ... aku juga sudah mengamalkan. Aku sudah menyebarkan salam di antara sesama muslim...” Baiklah. Tapi ada yang masih perlu dipertanyakan, jangan-jangan kita hanya menyebarkan salam kepada orang-orang yang sudah kita kenal saja. Sedangkan pada orang yang belum kita kenal, meski muslim, kita belum mengucap salam saat bertemu, bahkan senyum saja jarang. Maka hendaknya kita berhati-hati, karena Nabi saw. telah menyebutkan bahwa, “Sesungguhnya termasuk tanda-tanda hari kiamat apabila salam hanya ditujukan kepada orang yang telah dikenal.” (Hadits shahih. Riwayat Ahmad dan Thabrani)

Itu dia! Seringkali di antara kita, hanya menyebar salam kepada sesama kita yang sudah saling kenal. Padahal etika salam, adalah mengucapkannya pada semua muslim yang kita kenal maupun yang tidak. Sabda Rasulullah SAW, “Berikanlah salam pada orang yang Anda kenal dan orang yang tidak Anda kenal.” (HR Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash).

Citra diri seseorang juga dipengaruhi oleh sejauh mana dia bersikap kepada orang yang dikenalnya dan pada orang yang belum dikenalnya. Seharusnya, sikap yang muncul kepada mereka semua tidak jauh berbeda. Terlebih lagi jika pelakunya adalah aktivis da’wah, seorang da’i yang seharusnya memposisikan siapa saja yang dihadapinya sebagai objek da’wahnya. Dan kepada setiap objek da’wah harus dapat bersikap dengan baik. Dalam hadits Muttafaq ‘alaihi, ada seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, “Islam bagaimanakah yang baik?” Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Memberi makan dan mengucapkan salam kepada orang yang kau kenal maupun yang tak kau kenal.” (Muttafaq ‘alaihi).