Sabtu, 11 Juli 2009

Ingin Tahu Lebih Banyak Tentang Taubat Nasuha Dan Mencintai Karena Allah. (FD3)


Ingin Tahu Lebih Banyak Tentang Taubat Nasuha Dan Mencintai Karena Allah.

Di kirim oleh Sheillah Hazyah.
Assalammualaikum..

maaf, saya ingin lebih tahu tentang taubat nasuha dan mencintai (sesuatu) karena Allah..
ada yang bisa memberi saya penjelasan?
terima kasih..
terima kasih...:)
jazakumullahu khairan katsira..:)

Wassalammualaikum..
================

Komentar
========

Dianah Suffy berkata : Aduh cpa ya dizaman skrg ni yg biza ngelakuin taubat nasuha....
Dianah mo berguru ma dia....
Menurut Dianah seh mba.... taubat nasuha ntu hy milik org2 yg bener2 tulus dlm beribadah ma sang maha kuasa.
--------------------

Nahar Ridho Nur berkata : ....mungkin akan seperti dalam kisah realita religi di tv, atau di tayangan-tayangan sinetron yang katanya berdasarkan kisah nyata suatu majalah. Akan tetapi sayangnya di sana terlalu menonjolkan sisi emosional saja. (maklum sifat tv kan condong ke komersial)....
...Bila kita ingin mengetahui taubat nasuha seperti apa, mungkin kita perlu bertanya kepada Anton Medan, sang mantan preman, atau ustadz Jefri Al-Bukhari yang mantan pemakai Narkoba, atau paling tidak siapa-siapa saja yang telah bertaubat atas dosa besar masa lalu yang pernah dilakukannya...
... Saya sendiri, jujur saya akui, ketika saya telah melaksanakan sesuatu dosa, maka saya hanya bisa beristighfar dan berusaha berjuang untuk tidak mengulangi dosa tersebut...., mungkin karena saya adalah hamba yang masih lemah, sehingga kadangkala saya lupa dan digoda syetan untuk melakukan dosa tersebut..... Taubat Nasuha....mungkun seperti sabda Rasulullah yang menyatakan bahwa Perang Terbesar Umat Manusia bukanlah dengan mengangkat senjata, tetapi Perang Melawan Hawa Nafsu, Emosi. Sesuatu yang tidak mudah tetapi tetap mungkin untuk dilaksanakan.
... Allahummaghfirly thanbzyii.... Ya Allah, Ampuni Dosa-dosaku. amin.
-----------------------------------------------------------------------

Safin Halid berkata : Taubatan Nasuha, berasal dari Al Qur’an, At Tahrim(66):8,“Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”.”

Pengertian murni dalam bertaubat adalah benar2 dilakukan karena ingin kembali ke jalan-Nya. Dia menyesali perbuatan buruknya di masa lalu serta berjanji untuk TIDAK MELAKUKANNYA/MENGULANGINYA
di kemudian hari. Hasilnya adalah ALLOH SWT akan menghapus kesalahan2 yg pernah dilakukannya.

Dalam satu referensi, aku dapatkan pernyataan dari Al Kulabi, yg menyatakan bahwa taubatan nasuha dilakukan dengan meminta ampunan dengan lidah, menyesal dengan hatinya, serta menjaga tubuhnya untuk tidak melakukannnya lagi.

Dengan demikian, taubat nasuha HARUSLAH HASIL KOORDINASI LIDAH, HATI DAN TUBUH. Bisa dikatakan, taubat nasuha MIRIP dengan iman, diyakini dg hati, diucapkan dg lisan, dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Taubat yang diperintahkan agar dilakukan oleh kaum mu'minin adalah taubat nasuha (yang semurni-murninya) seperti disebut dalam Al Quran:

"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya." QS. at-Tahrim: 8

Kemudian apa makna taubat nasuha itu.

Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata dalam kitab tafsirnya: "artinya adalah, taubat yang sebenarnya dan sepenuh hati, akan menghapus keburukan-keburukan yang dilakukan sebelumnya, mengembalikan keaslian jiwa orang yang bertaubat, serta menghapus keburukan-keburukan yang dilakukannya."

Sedangkan nasuha adalah redaksi hiperbolik dari kata nashiih. Seperti kata syakuur dan shabuur, sebagai bentuk hiperbolik dari syakir dan shabir. Dan terma "n-sh-h" dalam bahasa Arab bermakna: bersih. Dikatakan dalam bahasa Arab: "nashaha al 'asal" jika madu itu murni, tidak mengandung campuran. Sedangkan kesungguhan dalam bertaubat adalah seperti kesungguhan dalam beribadah. Dan dalam bermusyawarah, an-nush itu bermakna: membersihkannya dari penipuan, kekurangan dan kerusakan, dan menjaganya dalam kondisi yang paling sempurna. An nush-h (asli) adalah lawan kata al-gisysy-(palsu).

Pendapat kalangan salaf berbeda-beda dalam mendefinisikan hakikat taubat nasuha itu. Hingga Imam Al Qurthubi dalam tafsinrya menyebut ada dua puluh tiga pendapat. (Lihat: Tafsir al Qurthubi ayat ke delapan dari surah at Tahrim). Namun sebenarnya pengertian aslinya hanyalah satu, tetapi masing-masing orang mengungkapkan kondisi masing-masing, atau juga dengan melihat suatu unsur atau lainnya.

Ibnu Jarir, Ibnu Katsir dan Ibnu Qayyim menyebutkan dari Umar, Ibnu Mas'ud serta Ubay bin Ka'b r.a. bahwa pengertian taubat nasuha: adalah seseorang yang bertaubat dari dosanya dan ia tidak melakukan dosa itu lagi, seperti susu tidak kembali ke payudara hewan. Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Mas'ud dengan marfu': taubat dari dosa adalah: ia bertaubat darinya (suatu dosa itu) kemudian ia tidak mengulanginya lagi." Sanadnya adalah dha'if. Dan mauquf lebih tepat, seperti dikatakan oleh Ibnu Katsir.

Hasan Al Bashri berkata: taubat adalah jika seorang hamba menyesal akan perbuatannya pada masa lalu, serta berjanji untuk tidak mengulanginya.

Al Kulabi berkata: Yaitu agar meminta ampunan dengan lidah, menyesal dengan hatinya, serta menjaga tubuhnya untuk tidak melakukannnya lagi.

Sa'id bin Musayyab berkata: taubat nasuha adalah: agar engkau menasihati diri kalian sendiri.

Kelompok pertama menjadikan kata nasuha itu dengan makna maf'ul (objek) yaitu orang yang taubat itu bersih dan tidak tercemari kotoran. Maknanya adalah, ia dibersihkan, seperti kata raquubah dan haluubah yang berarti dikendarai dan diperah. Atau juga dengan makna fa'il (subjek), yang bermakna: yang menasihati, seperti khaalisah dan shaadiqah.

Muhammad bin Ka'b al Qurazhi berkata: taubat itu diungkapkan oleh empat hal: beristighfar dengan lidah, melepaskannya dari tubuh, berjanji dalam hati untuk tidak mengerjakannya kembali, serta meninggalkan rekan-rekan yang buruk. (Madaarij Saalikiin : 1/ 309, 310. Cetakan As Sunnah Al Muhammadiyyah, dengan tahqiq Syaikh Muhammad Hamid al Faqi. Dan tafsir Ibnu Katsir : 4/ 391, 392).
--------------------------------

Ayatullah Albiruni berkata : Menurut saya mah yg namanya tobat nasuha pokoknya ya menyesali perbuatannya dan g mau mengulangi lg.
Ya itu sih menurut guwe....
---------------------------

Tri Putra Sanjaya berkata : taubat nasuha ialah taubat yang mengandungi ciri-ciri berikut:
1. Menyesal di atas dosa/maksiat yang dilakukan. Untuk dosa/perbuatan maksiat yg ‘biasa’, dilakukan dg memohon ampunan kepada ALLOH SWT. Sedangkan jika kesalahan dilakukan kepada sesama manusia, maka hendaklah dia meminta maaf kepadanya serta mengembalikan hak yg dia rampas (jika ada).
2. Berniat (dg sungguh2) tidak akan mengulanginya lagi.
3. Memohon taubat kepada ALLOH SWT.
4. ‘Menghapus’ kesalahan masa lalu dg banyak beramal soleh.
=================================================

Catatan SBB.

بُنِيَ الاِسْلاَم عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أنْ لاَ اِله إلاّ الله وأنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله وَإقَامِ الصَّلاة وَإيْتَاءِ الزَّكَاة وَالحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ
"Islam itu didirikan diatas lima pondasi, yaitu : Bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, memberikan zakat, menunaikan ibadah haji, puasa dibulan Ramadhan".


Kemunduran IPTEK di dunia Islam disebabkan oleh hal-hal yang mengakibatkan kemunduran dunia Islam secara umum yaitu penghancuran khilafah Islamiyah. Disusul pecahnya belahan negara-negara Islam menjadi negara-negara kecil yang tunduk dibawah pengaruh negara adi daya dan dikuasai oleh takhtit (perencanaan) musuh yang berusaha keras untuk mengeluarkannya dari lingkaran Islam menuju lingkaran sekuler kafir. Semua itu dilakukan dengan dalih modernisasi, pengembangan dan demi mengikuti tuntutan zaman.

Di saat dunia mengalami kemajuan di bidang IPTEK, umat Islam mengalami kemunduran yang cukup tragis, padahal sebelumnya merekalah pembawa panji-panji ilmu pengetahuan, filsafat dan industri selama tidak kurang dari sepuluh abad (Yaitu dari abad VI s/d awal renaissance abad XVI Masehi).
Pada tahun 1924 Khilafah Islamiyah porak poranda dan terpecah-pecah menjadi 50 negara lebih. Dunia Islampun kehilangan Albania yang penduduknya mayoritas muslim dan kehilangan berbagai negara dan daerah yang amat dibanggakan seperti Palestina, wilayah Jamo dan Kasymir, republik-republik Islam yang dicaplok Rusia, dsb.
Pemecahan negara Islam yang direkayasa musuh-musuhnya ini menyebabkan tercerai-berainya sendi-sendi material, spiritual dan sumber daya kaum muslimin. Pada saat pecahnya umat Islam, negara-negara kafir bergerak ke arah persekutuan di bidang konomi, politik ataupun persekutuan di bidang militer.
Pengkaplingan dunia Islam menjadi negara-negara kecil melahirkan problema kemiskinan di kalangan umat dan terkurasnya sumber alam dan sumber daya manusia muslim. Mayoritas penduduk negara Islam (selain negara-negara petro dollar) berada di bawah garis kemiskinan. Lain dari pada itu, terpecahnya dunia Islam mengakibatkan munculnya negara yang kaya raya seperti Kuwait, Saudi, dsb. Di samping itu juga munculnya negara-negara yang amat miskin seperti Somalia, dsb.
Di antara dampak yang muncul dari tersebarnya kemiskinan ini, pengembangan sumber daya manusia dan sumber alam di dunia Islam terhambat. Pendidikan dan pengajaran tidak diperhatikan sebagaimana mestinya sehingga masalah buta hurufpun menyerang sel-sel umat Islam. Dan masalah kesehatanpun diabaikan sehingga berjangkitlah pelbagai penyakit. Hingga memburuklah kondisi kesehatan masyarakat muslim di dunia ini.
Kemiskinan dan kemunduran dunia Islam disebabkan oleh dipecah-pecahnya negara Islam sehingga tidak memungkinkan untuk bangkit dan berdiri sendiri. Kita tahu bahwa negara-negara Islam yang ada sekarang ini tidak tumbuh secara alami akibat interaksi politis, sosial dan ekonomi sepanjang perjalanan sejarah yang cukup lama sebagaimana biasanya suatu negara itu muncul. Akan tetapi mayoritas negara-negara Islam yang ada sekarang merupakan rekayasa kekuatan imperial agar tetap terpecah belah dan tidak mungkin membentuk suatu kekuatan sosial dan ekonomi secara integral.


KEMUNDURAN BIDANG IPTEK DI DUNIA ISLAM
Kini, kemunduran IPTEK di dunia Islam disebabkan oleh hal-hal yang mengakibatkan kemunduran dunia Islam secara umum yaitu penghancuran khilafah Islamiyah. Disusul pecahnya belahan negara-negara Islam menjadi negara-negara kecil yang tunduk dibawah pengaruh negara adi daya dan dikuasai oleh takhtit (perencanaan) musuh yang berusaha keras untuk mengeluarkannya dari lingkaran Islam menuju lingkaran sekuler kafir. Semua itu dilakukan dengan dalih modernisasi, pengembangan dan demi mengikuti tuntutan zaman.
Akan tetapi sebab-sebab langsung kemunduran IPTEK di dunia Islam bisa diuraikan secara singkat sebagai berikut:
PERTAMA: SEBAB-SEBAB YANG BERSIFAT MATERIAL a.l.:
1. Terpecah belahnya dunia Islam menjadi lima puluh negara lebih. Banyak kaum minoritas muslim yang tersebar di berbagai negara non muslim, dan dijajahnya beberapa daerah umat Islam.
Semua itu menyebabkan terhamburnya sendi-sendi material, spiritual dan sumber daya umat Islam. Akibatnya, dunia Islam terjangkit kemiskinan. Masalah pendidikan, pengembangan sumber daya manusia, bidang pertanian, industri dan ekonomi pun praktis terabaikan. Ekonomi menjadi lesu dan hutang pun semakin menggelembung. Selanjutnya, masalah IPTEKpun tidak mendapatkan perhatian selayaknya sehingga tak berkembang.
Kendati negara-negara Islam yang kaya memiliki kekayaan dan sumber alam akan tetapi tidak memiliki para ahli di berbagai bidang ilmu dan teknologi.
Doktor Zaghlul An Najjar, profesor geologi di universitas "Malik Fahd lilbitrul wal ma'adin" mengatakan "Suatu realita pahit bahwa pembumian IPTEK di negara Islam tidak mungkin menggunakan tangan-tangan luar, konsep-konsep dan nilai-nilai impor, juga tidak bisa dengan menggunakan kemampuan-kemampuan teknis dan ekonomi asing (non muslim)".
2. Tersebarnya buta huruf di kalangan umat Islam berusia baligh.
Jumlah buta huruf di kalangan umat Islam yang baligh (15 tahun ke atas) mencapai antara 50% s/d 80% sedangkan di negara-negara belahan utara jumlah manusia buta huruf kurang dari 2%. Dalam kondisi demikian, mustahil kita bisa mengembangkan IPTEK di dunia Islam.
3. Mengabaikan studi bidang sains dan teknologi.
Banyak negara Islam yang mengabaikan studi bidang sains dan teknik secara umum, mungkin karena membutuhkan peralatan-peralatan, laboratorium dan sarana-sarana yang menelan biaya tidak sedikit. Atau mungkin enggan terhadap setiap penelitian non muslim yang bertitik tolak dari materi dan tidak mempercayai hal-hal yang supra natural, atau mungkin karena dua hal tersebut tadi.
Dengan mengabaikan sains dan teknologi ini, dunia Islam sekarang kurang memiliki pengalaman-pengalaman di bidang IPTEK. Akibatnya, umat Islam tidak bisa mengejar perkembangan ilmiah dan teknologi.
4. Berbagai lembaga ilmiyah dan teknologi di negara-negara Islam didirikan atas dasar cara-cara dan model impor yang tidak bersumber dari akidah Islamiyah dan kebutuhan individu serta masyarakatnya.
Hal ini menyebabkan lembaga-lembaga tersebut terasing di kalangan umat Islam. Para lulusannyapun terasing dalam masyarakat muslim. Kendati lembaga-lembaga pendidikan di dunia Islam mencapai lebih dari 224 universitas, 335 Sekolah Tinggi sains dan sekitar 900 pusat penelitian, akan tetapi semuanya beserta para dosen dan alumninya tidak mampu merealisir suatu kebangkitan IPTEK yang hakiki guna menghapus jurang antara kita dengan dunia maju.
5. Umat Islam masih mengandalkan universitas-unversitas Barat dalam membentuk ahli-ahli dan para sepesialis di bidang sains dan teknologi, tanpa adanya usaha yang serius untuk membangun suatu landasan kuat sendiri di bidang penelitian ilmiyah dan aplikasinya di dunia Islam. Hal ini selain menghancurkan landasan-landasan penelitian regional juga remaja-remaja mulsim yang belajar di Barat sering terkena westernisasi atau terpengaruh dengan pola hidup serba Barat.

6. Tidak adanya suatu koordinasi antara lembaga-lembaga IPTEK di dunia Islam. Hal ini menyebabkan terhamburnya dan terulangnya suatu usaha dalam garis lurus yang pendek.
KEDUA: SEBAB-SEBAB YANG BERSIFAT SPIRITUAL
1. Tidak diterapkannya Islam secara shahih sebagai suatu sistem yang mencakup semua aspek kehidupan. Hal ini menyebabkan masyarakat Islam tidak lagi memegang kendali kepemimpinan dunia yang memang membutuhkan dukungan tingginya kemampuan di segala bidang termasuk IPTEK. Disamping juga menyebabkan kemunduran dan tercerai berainya umat Islam.
2. Kebanyakan umat Islam yang memiliki kendali kepemimpinan di dunia Islam tidak lagi memahami risalah manusia dalam hidup ini.
3.Umat Islam tidak memiliki arti hakiki dari ukhuwwah Islamiyyah dan tuntutan-tuntutannya. Akibatnya muncullah fanatisme kesukuan, fanatisme kelompok, dan fanatisme madzhab Berakibat terpecah belahnya umat Islam dan terkuras kemampuannya.
4.Terjadinya pertarungan sengit antara kaum westernis orientalis yang didukung musuh-musuh Islam dengan kaum muslimin yang ingin menerapkan ajaran-ajarannya dalam kehidupan secara konsekwen.
5. Umat Islam mengidap penyakit inferiority complex di hadapan kekuatan persekutuan negara-negara adidaya. Mereka merasa tidak mampu mengikuti perkembangan IPTEK kecuali dengan bantuan negara-negara maju tersebut. Kendati sudah jelas bahwa negara-negara maju berusaha agar negara berkembang tetap miskin dan mundur supaya mudah diatur dan bisa diek­sploitasi kekayaan alamnya.
SENDI-SENDI KEBANGKITAN IPTEK DI DUNIA ISLAM
Sendi pokok kemajuan apapun bagi manusia adalah unsur manusia itu sendiri. Oleh karena manusia terdiri dari materi dan rohani, maka kemajuan manusia seharusnya mencak­up dua aspek ini, bila tidak berarti akan pincang.
Aspek material manusia tunduk pada metode ilmiyah eksperimental, sedangkan aspek spiritual /rohaniah tunduk pada wahyu yang diturunkan dari Allah. Jadi manusia membu­tuhkan wahyu samawi sama dengan kebutuhannya terhadap ilmu-ilmu eksperimental, berbagai bidang teknologi dan cara penggunaannya yang baik bagi pengembangan yang diabdikan untuk kepentingan manusia.
Oleh karena Islam adalah agama samawi terakhir yang terlengkap dan paling sempurna, maka Allah telah berjanji akan menjaganya sampai hari kiamat. Sendi utama kemajuan manusia adalah Islam itu sendiri. Seandainya umat Islam menyadari hakekat ini niscaya mereka tidak akan berada di puritan berabad-abad di bidang iptek.
Ini dari aspek kemajuan rohani dan sendinya. sedangkan dalam aspek kemajuan material dan sendi-sendinya, Islam telah menetapkan bahwa bumi ini diberikan kepada hamba-hambaNya yang dikehendaki. Oleh sebab itu menjaga bumi, mengeksploitasinya dengan baik, dan memelihara lingkungan merupakan kewajiban setiap insan.
Di antara sendi-sendi material yang dimiliki umat Islam untuk mebangkitan iptek a.l:
1. Aspek manusia.
Umat Islam didunia ini berjumlah lebih dari satu milyar jiwa, yang tersebar di lima puluh negara Islam lebih, dan di beberapa negara non muslim sebagai minoritas. Jumlah ini mendekati seperempat penduduk dunia, meliputi jutaan ulama, insinyur, dokter, seniman, sastrawan pemikir, pejuang dsb. Umat Islam merupakan kelompok manusia yang terbesar di dunia yang diikat oleh satu akidah dan satu agama.
2. Aspek daratan.
Luas daratan dunia Islam lebih dari 40.000.000 km2. itu berarti lebih dari sepertempat luas daratan dunia yang diperkirakan 148.354.000 km2. Dartan yang luas ini saling berhubungan satu sama lainnya dan berada di tengah-tengah dunia.
3. Aspek lautan.
Dunia Islam memiliki perairan yang cukup luas yang dilewati oleh jalur-jalur hubungan laut terpenting di dunia. Memiliki pelabuhan-pelabuhan penting di Lautan Atlantik, India dan lautan pasifik,di laut merah, laut hitam dsb.
4. Aspek ekonomi.
Aspek ekonomi ini meliputi; kekayaan di bidang perta­nian, peternakan, sumber energy, dan pertambangan.
Di bidang pertania, dunia Islam memiliki 394 juta hektar hutan (9,7% dari hutan dunia), 400 juta hektar (11% dari luas tanah dyang ditanami di dunia). Dan masih banyak tanah yang belum diolah padahal layak untuk ditanami.
Di bidang peternakan, Dunia Islam memperternak jutaan domba (10,8% dari seluruh ternah domba dunia)kambing (24%) unta(76%) .
Di bidang sumber energi, dunia Islam memiliki natara 72% s/d 77% dari cadangan minyak dunia, 25% lebih dari cadan­gan gas alam.
5. Aspek pendidikan
Dunia Islam memiliki lebih dari 224 universitas, 335 Sekolah Tinggi dan Sekolah kejuruan dan 900 pusat peneli­tian, 15 pusat tenaga nuklir.
Semua kekayaan di atas merupakan sendi-sendi material untuk menuju ke arah kebangkitan IPTEK di dunia Islam.

Ditulis oleh : Prof. Dr. Achmad Satori Ismail.